ERP
interprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based
terintegrasi untuk
mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.
mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll.
Implementasi sistem informasi berbasis ERP adalah suatu arsitektur
software yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi aliran informasi diantara
seluruh fungsi-fungsi bisnis di dalam batas organisasi/perusahaan dan mengelola
hubungan dengan pihak stakeholder diluar perusahaan.
Dibangun atas dasar sistem database yang terpusat dan biasanya
menggunakan platform komputasi yang umum. Sistem informasi berbasis ERP
dapat mengkonsolidasikan seluruh operasi bisnis menjadi seragam dan
sistem lingkungan perusahaan yang lebih luas.
Suatu sistem ERP akan berada pada pusat server dan akan
didistribusikan ke seluruh unit perangkat keras dan perangkat lunak modular
sehingga dapat melayani dan berkomunikasi melalui jaringan area lokal. Sistem
tersebut memungkinkan bisnis untuk merakit modul dari vendor yang berbeda tanpa
perlu untuk menempatkan beberapa copy dari sistem komputer yang kompleks dan
mahal di lokasi-lokasi yang tidak memerlukan.
Gambar 13. Konsep ERP
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa sistem ERP
mengintegrasikan informasi dan proses-proses yang berbasis informasi pada
sebuah bagian atau antar bagian dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem
ERP terdiri atas beberapa sub sistem (modul) yaitu sistem finansial, sistem
distribusi, sistem manufaktur, sistem inventori, dan sistem human resource.
Masing-masing sub sistem terhubung dengan sebuah database terpusat yang
menyimpan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing sub sistem. Sub
sistem mewakili sebuah bagian fungsionalitas dari sebuah organisasi perusahaan.
Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
- Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
- Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
- Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
- Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.
Dalam beberapa kasus, ERP digunakan untuk mengintegrasikan proses
transaksi dan aktifitas perencanaan. Oleh karena itu, ERP harus:
- Mendukung berbagai jenis bahasa dan sistem keuangan di berbagai negara.
- Mendukung industri-industri tertentu (misal: SAP mampu mendukung berbagai macam industri seperti industri minyak dan gas, kesehatan, kimia, hingga perbankan).
- Mampu dikostumasi dengan mudah tanpa harus mengubah source code program.
Arsitektur
Sistem ERP yang ada pada saat ini kebanyakan menggunakan sistem
arsitektur 3-tier atau lebih. Arsitektur 3-tier secara umum digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 14. Arsitektur ERP 3-tier
1. Presentation Layer
Presentation layer merupakan sarana bagi pengguna untuk
menggunakan sistem ERP. Presentantaion layer dapat berupa sebuah aplikasi (sistem
berbasis desktop) atau sebuah web browser (sistem berbasis web) yang memiliki
graphical user interface (GUI). Pengguna dapat menggunakan fungsi-fungsi sistem
dari sini, seperti menambah dan menampilkan data.
2. Application layer
Lapisan ini berupa server yang memberikan layanan kepada pengguna.
Server merupakan pusat business rule, logika fungsi, yang bertanggung jawab
menerima, mengirim dan mengolah data dari dan ke server database.
3. Database layer
Berisi server database yang menyimpan semua data dari sistem ERP.
Database layer bertanggung jawab terhadap manajemen transaksi data.
Implementasi Sistem Informasi berbasis ERP dapat dijelas dengan
contoh sbb :
Terdapat order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu
untuk menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan
sumber daya yang ada pada perusahaan saat itu. Apabila sumber daya tersebut
tidak mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang
diperlukan, sekaligus membantu perusahaan dalam proses pengadaannya. Ketika
hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara
pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan.
Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat
dalam sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100
unit tersebut.
Dapat terlihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu
fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar
produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian perbekalan, bagian produksi,
bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan sebagainya. Oleh karena
itu, unsur ‘integrasi’ itu sangat penting dalam mengimplementasikan sistem
informasi berbasis ERP.
Keuntungan dan Kerugian ERP
Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:
- Integrasi data keuangan. Oleh karena
semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh
data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih baik.
- Standarisasi Proses Operas. ERP
menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem
dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan
dengan lebih efisien dan efektif.
- Standarisasi Data dan Informasi.
Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar,
sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua
divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun
tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur
tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
- Pengurangan lead-time
- Peningkatan kontrol keuangan
- Penurunan inventori
- Penurunan tenaga kerja secara total
- Peningkatan service level
- Peningkatan sales
- Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
- Peningkatan market share perusahaan
- Pengiriman tepat waktu
- Kinerja pemasok yang lebih baik
- Peningkatan fleksibilitas
- Pengurangan biaya-biaya
- Penggunaan sumber daya yang lebih baik
- Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan
keputusan.
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara
lain adalah:
- Strategi operasi tidak sejalan dengan business process
design dan pengembangannya
- Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
- Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi
dengan sistem yang baru
- Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
- Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan
ERP
Kerugian diatas dapat terjadi ketika:
- Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT
kurang mendapat dukungan pada rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena
ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor ke pihak luar. Selain itu, anggapan
bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat membuat kurangnya rasa
memiliki dari top management dan karyawan divisi lain. Padahal, implementasi
ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.
- Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan,
sehingga hasil analisis strategi bisnis perusahaan tidak sejalan dengan
kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari awal, apakah
perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.
- Kesalahan proses seleksi software, karena
penyelidikan software yang tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan. Hal ini
bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan.
- Tidak cocoknya software dengan business process
perusahaan.
- Kurangnya sumber daya, seperti manusia,
infrastruktur dan modal perusahaan.
- Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam
zona nyaman dan tidak mau berubah atau merasa terancam dengan keberadaan
software (takut tidak dipekerjakan lagi).
- Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan,
sehingga karyawan tidak benar-benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana
semua karyawan harus siap untuk selalu menyediakan data yang up-to-date.
- Kurangnya komunikasi antar personel.
- Cacatnya project design dan management.
- Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang
tidak tepat.
- Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.
- Faktor teknis lainnya, seperti bahasa, kebiasaan
dokumentasi cetak menjadi file, dan lain sebagainya.
Implementasi ERP dalam dunia bisnis
1. Best Practice dan Business Process Reengineering
Dalam praktiknya penerapan sistem ERP dirancang berdasarkan proses
bisnis yang dianggap best practie, yaitu proses bisnis umum yang paling
layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk
pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya.
Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari Sistem ERP,
maka industri yang akan mengimplementasikan ERP harus mengikuti best
practice process (proses umum terbaik) yang berlaku. Akan tetapi,
permasalahan mulai timbul bagi industri di Indonesia. Sebagai contoh, adalah
permasalahan bagaimana merubah proses bisnis perusahaan sehingga sesuai dengan
proses kerja yang dihendaki oleh Sistem ERP, atau merubah Sistem ERP agar
sesuai dengan proses kerja perusahaan hal ini terutama dilakukan untuk modul
sumber daya manusia (SDM), karena banyak perusahaan di Indonesia memiliki
peraturan dan kebijakan yang berbeda dibandingkan dengan proses bisnis pada
modul SDM yang terdapat pada sistem ERP pada umumnya, contohnya SAP.
Proses penyesuaian ini, dikenal juga sebagai proses Implementasi. Jika
dalam kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses bisnis yang cukup
mendasar, maka perusahaan harus melakukan Business Process
Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu berbulan bulan.
Ironisnya, tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang melakukan Business
Process Reengineering (BPR) tidak hanya pada modul SDM pada paket ERP
saja, namun perusahaan tersebut justru melakukan penyesuaian pada modul lain
diluar modul SDM, seperti purchasing, hal ini merupakan penerapan ERP di
Indonesia yang sangat disayangkan. Sebab, dengan melakukan Business Process
Reengineering pada modul lain selain modul SDM, sama saja dengan membeli
paket ERP kosong, karena salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
implementasi sistem ERP di perusahaan adalah karena proses bisnis yang telah
terintegrasi didalam paket ERP merupakan proses bisnis best practice
yang telah teruji reabilitasnya.
2. Modul-Modul yang Terdapat Pada Sistem ERP
a. Financial
1) FI – Financial Accounting
Ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap
keuntungan perusahaan. Modul FI juga mengukur kinerja keuangan perusahaan,
berdasarkan pada data transaksi intenal maupun eksternal. Modul FI menyediakan
dokumen keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat
dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya.
2) CO-Controlling
Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung empat kegiatan
operasional, seperti:
a) Pengendalian capital investment
b) Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan,
memonitor dan merencanakan pembayaran
c) Pengendalian pendanaan terhadap pembelian,
pengadaan dan penggunaan dana di setiap area
d) Pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktivitas
perusahaan
3) IM – Investment Management
Fungsi dari modul IM ini saling melengkapi dengan fungsi yang
dijalankan oleh modul TR, namun modul IM lebih spesifik ditujukan untuk
menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari
perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan.
4) EC – Enterprise
Controlling
Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise
Controller mengenai hal-hal berikut :
a) Kondisi keuangan perusahaan
b) Hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan
c) Investasi
d) Maintenance dari aset perusahaan
e) Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan
f) Kondisi pasar yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market share, competitor
performance
g) Faktor-faktor struktural dari proses bisnis,
seperti struktur produksi, struktur biaya, neraca dan laporan rugi laba
5) TR – Treasury
Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash
management dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan
transaksi keuangan.
b. Distribution dan Manufacturing
1) LE – Logistics Execution
Modul LE juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul yang
lainnya, yaitu modul PP, EC, SD, MM, PM dan QM. Pada intinya, modul ini fokus
pada pengaturan logistik dari masa purchasing hingga distribusi. Dari purchase
requisition, good receipt hingga delivery.
2) SD – Sales Distribution
Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi
penjualan yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas
utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat struktur data yang mampu
merekam, menganalisis, dan mengontrol aktivitas untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak dalam periode akuntansi yang
akan datang.
3) MM – Materials Management
Fungsi utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen dalam
aktivitas sehari-hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi
material, termasuk energi dan servis.
4) PP – Production
Planning
Modul PP ini berfungsi dalam merencanakan dan mengendalikan
jalannya material sampai kepada proses pengiriman produk.
5) PM – Plant Maintenance
Modul PM berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan
peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan, dan
mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang
sedang berjalan.
6) QM – Quality Management
Modul QM terintegrasi dengan modul PP-PI Production. Salah
satu fungsi dari modul QM adalah untuk menyediakan master data yang dibutuhkan
berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series.
7) PS – Project System
Modul PS dikonsentrasikan untuk mendukung kegiatan-kegiatan
berikut ini:
a) Perencanaan terhadap waktu dan nilai
b) Perencanaan detail dengan menggunakan perencanaan cost
element atau unit cost dan menetapkan waktu kritis, pendeskripsian
aktivitas dan penjadwalan
c) Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi
permintaan material, manajemen dan kapasitas material, serta sumber daya
manusia
d) Monitoring terhadap material, kapasitas dan dana selama
proyek berjalan
e) Penutupan proyek dengan analisis hasil dan
perbaikan
c. Human Resources
Berfungsi untuk:
1) Memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan
tepat waktu terhadap gaji, benefit dan biaya yang berkaitan dengan SDM
perusahaan
2) Melindungi data personalia dari pihak luar
3) Membangun sistem rekruitmen dan pembangunan SDM
yang efisien melalui manajemen karir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar